Jelang lebaran, meme-meme (dagelan dari gambar editan lucu atau kalimat lucu) yang terinspirasi dari kalimat pendek tapi punya efek panjang "Kapan Nikah?" serta sebangsanya (semacem; mana pacarnya? udah punya pacar belum? kapan punya momongan?) semakin liar bertaburan di jagad sosial media yang dari tahun-ke-tahun, penggunanya semakin banyak aja.
Secara pribadi gue memang tidak terlalu merasa terganggu dengan pertanyaan itu walaupun kalo dipikir secara lebih serius dan saksama gue mestinya juga udah harus (?) merasa khawatir di usia yang 30 lewat ini belum juga nikah (Bok! jangankan nikah, pacarpun awak tak punya /curcol/). Tapi gue selalu beranggapan bahwa gue walau sendiri tapi tetep happy. I think that what matters most, right?
Meme yang menyebar secara viral terakhir soal pertanyaan-pertanyaan sakti ini adalah sebuah enlightenment terhadap orang-orang yang masih kurang peka dan mencetuskan pertanyaan-pertanyaan tadi di ajang sosial keluarga/handai taulan macem halal-bihalal atau silaturahim. Di mana meme tersebut menyajikan fakta kemungkinan yang bisa saja terjadi di balik orang yang kalian tanya:
"Kapan Nikah?" yang mungkin saja orang tersebut telah mencoba menjalin asmara berkali-kali dan kandas di tengah jalan karena berbagai rintangan, atau sudah jungkir-balik mencoba peruntungan di situs-situs jodoh namun belum juga berhasil. Masih cuek bertanya 'Kapan Nikah' padanya?
"Kapan Punya Momongan?" yang mungkin tidak terpikir oleh kita bahwa pasangan yang kita tanya tersebut sudah berupaya agar punya momongan, sampai-sampai menjual harta benda mereka untuk program bayi tabung yang ratusan juta itu, atau ternyata salah satu pasangannya memang bermasalah dan sedang menjalani terapi pengobatan agar punya keturunan. Masih tega bertanya 'Kapan Punya Momongan' pada mereka?
Intinya meme tersebut memberi kita suatu pencerahan tentang makna jangan mempertanyakan hal-hal yang sebenarnya bersifat sensitif bagi orang-orang tertentu, be more wise and use your common sense.
Walk a mile in my shoes
See what I see
Hear what I hear
Feel what I feel
Then maybe you'll understand why I do what I do
Until then, don't judge me.
4 comments:
ahahahah..THIS..!! sayah juga kena -___-"
Iya Tatz..Pertanyaan semacam itu menurut gw ga bertanggung jawab. Gw pengen tau reaksi si penanya kalau tiba2 dijawab seperti yang elo tulis..Paling juga speechless. Gw lebih menghargai yg nanya, "Kenapa kok blm nikah?" dibanding "Kapan nikah?" yang oh so superficial.
@kuririn, toss dulu ah! :)))
@Vie
Pertanyaan2 Kepo macem begitu mestinya udah harus dipikir sama si pencetus pertanyaan apa untungnya mereka bust tahu. Kecuali emang mau nolong memecahin masalahnya...
Post a Comment