Badut Jalanan

Kopaja berkecepatan tinggi, menggelar aksinya di sebuah jalan tol lingkal luar selatan Jakarta malam itu. Alih-alih masuk pintu keluar tol sesuai rute, kopaja ini malah lurus dan keluar pada pintu tol berikutnya. Aturannya jelas, si kopaja telah melanggarnya.
Walau lampu mobil dimatikan dan pintu ditutup, tapi penyamaran yang-menurut-sang-sopir-sudah-sempurna-sejati, tidak bisa mengelabuhi polantas malam. Dengan semprit-andalannya, sang polantas membuat kopaja ketepi.

Polantas: kamu tahu ini bukan jalur kamu kan!! [khusus untuk sopir umum, maka greeting tak lagi diperlukan]

Sopir kopaja: Iya pak, tapi saya lagi engga narik. Ini rombongan karyawan abis parawisata [maksudnya jalan-jalan] ke dupan pak. [tak lupa senyum paling manis sang supir hadiahkan buat polantas garang itu]

Polantas: Jangan bohong kamu, emang saya gak tahu itu penumpang umum semua [kumisnya bekedut-kedut kesal]

Sopir kopaja: beneran kok pak. iyakan bu..pak.. [sang sopir menoleh pada para penumpangnya mencari dukungan]

Penumpang 1: …..???

Penumpang 2: ...gak tau yah..saya tidur tadi [gak nyambung jawabannya]

Polantas: Berani bohong ya kamu sama saya, ayo turun! Bawa surat-surat kamu.

Maka digelandanglah sang sopir dengan ide anehnya itu ke mobil polantas, entah apa yang mereka diskusikan.
tunggu punya tunggu sebentar waktu berlalu, sang sopir kembali. Surat-suratnya masih dia genggam erat, tapi mungkin kantongnya sedikit mengempis sekarang.

Dua badut jalanan berkedok, beraksi malam itu.


No comments: