Dilema Myanmar


Beberapa minggu belakangan ini saya terserang dilema. Kadar dilemanya bertambah berat ketika tiket pesawat sudah diissued dan print e-tix pesawat sudah ditangan.  Tidak akut sih, tapi lumayan kepikiran. Itu, perihal tujuan traveling tahunan kantor saya yang tahun ini bakalan menyambangi Myanmar. Pasalnya, seperti yang banyak diberitain di kanal-kanal berita baik online maupun surat kabar akhir-akhir ini, Myanmar katanya sedang berkecamuk konflik entis antara kaum muslim Rohingya dengan kaum etnis Budha Rakhain. Dimana dalam hal ini konfliknya sudah sampai ke bunuh-bunuhan serta perlakukan biadab lainnya. Sehingga banyak kaum minoritas yaitu Rohingya memutuskan untuk mengungsi hingga sampai ke Indonesia. 

Lalu, kenapa saya dilema (sebenarnya sih lebih pada rasa khawatir) ? Ya karena saya ber-hijab. Walaupun nantinya kami bakal pergi bareng-bareng satu kantor se-Asia Pasifik, tapi yang pake kerudung, ya cuman saya ini. Saya takut bakal terjadi hal-hal yang tidak saya inginkan ketika nanti saya disana. Memang sih, kedengarannya saya egois betul ya, mentingin diri sendiri.
Padahal kalau saya mau, saya bisa kok engga ikut dengan alasan keselamatan. Tahun lalu saja ketika kami semua ke Pilipina, teman saya dari kantor Hongkong memutuskan untuk ga ikut, karena alasan masih trauma dengan kasus penculikan wisatawan hongkong di Pilipina yang sempat mencengangkan dunia. 

Tadinya saya sengaja ga' mau mencari-cari beritanya, takut kepikiran. Tapi kalo saya ga tahu sama sekali, saya malah jadi kurang waspada dan saya ga suka kejutan anaknya, apalagi kejutan berbahaya. Jadilah akhirnya saya mencari-cari berita soal hal ini. Tambah stress sih, dan berfikir untuk mundur saja. Toh tiket pesawatnya tidak keluar dari dana pribadi :D

Huff...saya hobi banget sama traveling, tapi kalau sudah menyangkut keselamatan, aduhh, nanti dulu deh. Why Myanmar, kenapa ga ke Jepang aja sih boss *nangis.


  

No comments: