Novel Itu ...




Aroma tragedi besar menggantung di langit-langit samudra. Ratusan ribu penduduk Aceh dan sekitarnya tidak tahu, Miliyaran penduduk dunia belum tahu!! Tetapi seribu malaikat bertasbih diatas langit Lok Ngah. Melesat siap menjemput.


Tubuh saya tiba-tiba menggigil, bukan karena putaran kipas angin yang saya setel pada angka 3 dan tidak smriwing lagi, bukan juga karena hari sudah beranjak malam, tapi kalimat terakhir dari penggalan paragraf yang saya kutip diatas yang berasal dari sebuah novel yang sedang saya baca berjudul "HAFALAN SHALAT DELISA"
novel itu sebenarnya sudah saya beli beberapa bulan lalu dan tergeletak di rak buku sampai dua hari yang lalu saya mengumpulkan kembali semangat membaca saya yang lama tercecer, dan novel ini yang pertama saya sobek plastik pembungkusnya diantara buku-buku lain yang belum saya baca dan masih terbungkus plastik selama berminggu-minggu.
Mood membaca saya memang sedang drop beberapa bulan terakhir, ditambah pekerjaan saya yang akhir-akhir ini mempersempit waktu-luang-terjaga saya (karena kadang saya gunakan waktu luang saya yang lain untuk tidurr..hehe).
Tetapi membaca novel ini, saya seperti menemukan kembali asiknya memvisualisasikan secara bebas sebuah tulisan, membayangkan kita berada didalam cerita tersebut dan menjelma menjadi orang lain lengkap dengan mainset yang berbeda.

Membaca novel karangan Tere Liye ini membuat mata saya dibanjiri tangis-mengapa tidak, pada awal bab kita akan diperkenalkan pada tokoh-tokoh yang akan menyemarakan cerita tersebut lengkap dengan cerita dari sudut pandang seorang anak kecil berusia 6 tahun bernama Delisa yang menjadi tokoh sentral dari cerita ini, kemudian tokoh-tokoh tersebut mati sesuai dengan seting cerita yang mengambil tragedi bencana alam terdasyat di Aceh pada tahun 2004, Tsunami.
Mengapa tidak, ketika Delisa harus berjuang sendiri dalam bertahan hidup selama beberapa hari pasca Tsunami.
Mengapa tidak, Delisa yang menyikapi musibah yang telah menimpanya dengan sangat iklas dan sederhana mengalahkan orang-orang lain dengan nasib serupa pun tokoh sang Ayah yang selamat karena sedang tidak berada di Aceh ketika Tsunami melanda.

Saya belum selesai membaca novel ini, sehingga saya belum tahu ending yang akan delisa alami, tapi saya yakin, saya akan secepatnya menamatkan bacaan saya, malam ini juga.

Tatz

No comments: